BeritaTanjungpinang

Ketua KKSS Kepri Prihatin dengan Kondisi Makam Opu Daeng Kamboja

321
×

Ketua KKSS Kepri Prihatin dengan Kondisi Makam Opu Daeng Kamboja

Share this article
Ketua KKSS Kepri, Ady Indra Pawennari saat berziarah ke makam Opu Daeng Kamboja di Penyengat.

TANJUNGPINANG – Ketua Badan Pengurus Wilayah (BPW) Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Ady Indra Pawennari bersama rombongan melakukan ziarah ke makam Opu Daeng Kamboja atau Yang Dipertuan Muda Riau III, Minggu (8/9/2024) pagi.

Makam salah satu tokoh penting di Kesultanan Riau – Lingga – Johor – Pahang ini, terletak di Kampung Pasir, Kelurahan Kampung Bugis, Kota Tanjungpinang. Letak Makam Opu Daeng Kamboja berada cukup jauh dari jalan utama (Jalan Daeng Marewah), yakni sekitar 700 meter dari akses jalan.

Ketua KKSS Kepri, Ady Indra Pawennari bersama rombongan dan didampingi salah satu budayawan sekaligus keturunan ke-6 Raja Haji Fisabilillah yakni Raja Malik Hafrizal, harus menempuh jalan yang cukup terjal dan berbatu, ditambah dengan berjalan kaki sepanjang 200 meter untuk mencapai lokasi makam Opu Daeng Kamboja, putra Opu Daeng Parani yang wafat di Kedah, Malaysia.

Setelah menempuh jalan yang bersemak-semak, akhirnya rombongan tiba di lokasi Makam Opu Daeng Kamboja, salah satu leluhur masyarakat Bugis di Kepri yang memegang peranan penting dalam sejarah Kesultanan Riau – Lingga – Johor – Pahang.

Kondisi makam Opu Daeng Kamboja terlihat cukup memprihatinkan. Atap pelindung makam yang terkesan rapuh dan berlubang serta usang, hal ini mengundang pertanyaan besar, terkait peranan pemerintah daerah dalam menjaga dan melestarikan cagar budaya yang cukup penting ini.

Setelah diusut lebih dalam, ternyata Pemerintah Kota Tanjungpinang keliru menentukan posisi makam Opu Daeng Kamboja. Sehingga bangunan atap pelindung, justru dibangun pada makam yang bukan makam Opu Daeng Kamboja.

Raja Malik Hafrizal, sebagai salah satu keturunan Raja Haji Fisabilillah menegaskan, bahwa makam Opu Daeng Kamboja bukanlah makam yang berada diatas, melainkan makam yang berada di posisi bawah.

“Semasa saya kecil, saya sering diajak oleh ayah saya menziarahi makam Opu Daeng Kamboja. Inilah makam tersebut, bukan itu, makam yang di atas jelas bernisan pipih artinya itu makam perempuan, Allahualam saya belum mengetahui itu makam siapa” katanya.

Menurut dia, makam Opu Daeng Kamboja yang diketahuinya itu, selain diperkuat secara lisan oleh orang tuanya, juga diperkuat dengan tulisan Raja Ali Haji dalam Tuhfat Al Nafis, bahwa Opu Daeng Kamboja dimakamkan di Kuda Pasir atau Kampung Pasir.

Raja Malik menjelaskan sekilas tentang peran penting dari Opu Daeng Kamboja untuk keberlansungan pemerintahan Kesultanan Riau – Lingga – Johor – Pahang.

“Opu Daeng Kamboja memerintah sebagai Yang Dipertuan Muda III sepeninggal Opu Daeng Cellak. Beliau menjabat sejak tahun 1745 hingga tahun 1777,” jelasnya.

Selama menjadi Yang Dipertuan Muda, Opu Daeng Kamboja, lanjut Raja Malik, merupakan sosok yang menjadi penyelamat generasi penerus Kesultanan Riaun- Lingga – Johor – Pahang.

“Beliaulah yang mengangkat Sultan Mahmud Riayat Syah yang kala itu berusia dua tahun sebagai sultan. Keputusan itu ia ambil disaat terjadinya gejolak antara dua kelompok yakni kelompok Bugis dan Melayu,” ujarnya.

Opu Daeng Kamboja, jelas Raja Malik, jika memang menginginkan kekuasaan, maka saat itu bisa saja mengambil alih kekuasaan, namun demi menjaga sumpah setia Melayu Bugis, maka ia bersama Raja Haji Fisabilillah menjaga Sultan Mahmud Riayat Syah dari semua ancaman musuh dan percobaan pembunuhan, seperti yang telah dilakukan kepada penerus kesultanan sebelumnya.

Ditempat yang sama, usai menjalankan prosesi ziarah dan doa, Ketua KKSS Kepri, Ady Indra Pawennari mengungkapkan keprihatinannya setelah menziarahi makam leluhur masyarakat Bugis tersebut.

“Kita cukup prihatin dengan kondisi makam Opu Daeng Kamboja saat ini. Jika Pemerintah tidak segera memperhatikan ini, maka kita dari KKSS Kepri siap untuk membangun dan memperhatikan makam disini. Apalagi Opu Daeng Kamboja punya peran dan jasa penting untuk Kesultanan Riau Lingga semasa hidupnya,” tegas Ady.